Perfecto.. Ini gaya
modifikasi khas Studio Motor Custom Bike, vintage style. Honda GL-200
a.k.a Tiger lansiran tahun 2011 milik bro Mahkota Hendra disulap jadi
café racer.
Sebelumnya, Tigi ini tampil seperti kebanyakan Tigi yang memang biasa dipakai buat turing. Bracket, SB 2000 lengkap dengan top dan sides boxnya jadi bagian dari aksesoris motor turing ini. Tapi sekarang, 180 drajad berubah total. “Sejujurnya sudah lama banget gue gak pakai motor ini, makanya kali ini sekalian gue mau ubah untuk di kustom dengan style Cafe Racer. Gue juga dah bawa konsep yang gue inginkan…” ucap pria yang bekerja di salah satu perusahaan perangkat telekomunikasi ini kepada Studio Motor.
Konsep modif ini diilhami oleh Harley Davidson Dyna Series yang diubah ala Cafe Racer. “Gak tau kenapa gue suka banget dengan bentuk dasarnya, keliatan gak capek kalo dipakai untuk daily riding,” tambahnya. Sejalan dengan itu, project kustomisasi Honda GL-200 yang punya julukan The White Racer-pun dimulai.
Pekerjaan pertama dititikberatkan pada mengganti sektor kaki-kaki dengan pilihan shock depan teleskopik 41 mm kepunyaan Yamaha Byson yang memang saat ini banyak menjadi pilihan bagi pelaku modifikasi. Maklum, sok Byson paling gede bahkan dibanding motor yang punya cc lebih besar.
Lingkar roda depan dipilih velg TK Japan bergaris tengah 18 inch dengan lebar 3.00 Inch dipadu dengan Ban Shinko 011 120/70-18. Di bagian buritan lengan ayun kustom mengandalkan pipa seamless 1.25 Inch didaulat menggantikan lengan ayun bawaan motor, sementara untuk shock belakang pakai YSS Z-Series 36 mm. Velg belakang sendiri tetap dipilih lansiran TK Japan 18X3.50 Inch untuk dipasangkan ban Shinko 006 150/60-18.
“Kelar pemasangan kaki-kaki lanjut dengan proses pembuatan bodi pakai plat galvanil dengan ketebalan 1.2 mm yang dibentuk seperti apa yang diinginkan Bro Hendra,” beber Donny Ariyanto, orang di balik Studio Motor Custom Bike.
Seperti biasa, setelah proses pembuatan bodi selesai giliran Komet Studio ambil bagian buat semprat-semprot cat ke bodi Tigi Café Racer. Airbrusher yang memang tergabung di Studio Motor Custom Bike ini melabur sekujur bodi dengan pilihan cat solid white lansiran Sikkens lengkap dengan pernisnya. “Grafis minimalis hitam dan merah candy dituangkan untuk membuat tampilan akhir motor ini menjadi lebih atraktif. Sambil menunggu pengecatan selesai bagian mesin dilabur hitam dengan proses powder coating, selain itu stang ala dragbar menjadi pilihan Bro Hendra untuk dipasangkan di motornya termasuk juga beberapa peranti pendukung yang memang dipilih untuk mengharmoniskan tampilan akhirnya.”
Pamungkas, saluran gas buang racikan Flash Muffler Custom bikin suara yang dihasilkan lebih gahar.
Unsur simplisitas tetap menjadi pilihan dan juga pilihan warna yang tepat mampu membuat aura motor ini muncul. “Tampilan akhirnya pas seperti bayangan gue.…” tutup Bro Hendra.
Spesifikasi Tiger Café Racer
Sebelumnya, Tigi ini tampil seperti kebanyakan Tigi yang memang biasa dipakai buat turing. Bracket, SB 2000 lengkap dengan top dan sides boxnya jadi bagian dari aksesoris motor turing ini. Tapi sekarang, 180 drajad berubah total. “Sejujurnya sudah lama banget gue gak pakai motor ini, makanya kali ini sekalian gue mau ubah untuk di kustom dengan style Cafe Racer. Gue juga dah bawa konsep yang gue inginkan…” ucap pria yang bekerja di salah satu perusahaan perangkat telekomunikasi ini kepada Studio Motor.
Konsep modif ini diilhami oleh Harley Davidson Dyna Series yang diubah ala Cafe Racer. “Gak tau kenapa gue suka banget dengan bentuk dasarnya, keliatan gak capek kalo dipakai untuk daily riding,” tambahnya. Sejalan dengan itu, project kustomisasi Honda GL-200 yang punya julukan The White Racer-pun dimulai.
Pekerjaan pertama dititikberatkan pada mengganti sektor kaki-kaki dengan pilihan shock depan teleskopik 41 mm kepunyaan Yamaha Byson yang memang saat ini banyak menjadi pilihan bagi pelaku modifikasi. Maklum, sok Byson paling gede bahkan dibanding motor yang punya cc lebih besar.
Lingkar roda depan dipilih velg TK Japan bergaris tengah 18 inch dengan lebar 3.00 Inch dipadu dengan Ban Shinko 011 120/70-18. Di bagian buritan lengan ayun kustom mengandalkan pipa seamless 1.25 Inch didaulat menggantikan lengan ayun bawaan motor, sementara untuk shock belakang pakai YSS Z-Series 36 mm. Velg belakang sendiri tetap dipilih lansiran TK Japan 18X3.50 Inch untuk dipasangkan ban Shinko 006 150/60-18.
“Kelar pemasangan kaki-kaki lanjut dengan proses pembuatan bodi pakai plat galvanil dengan ketebalan 1.2 mm yang dibentuk seperti apa yang diinginkan Bro Hendra,” beber Donny Ariyanto, orang di balik Studio Motor Custom Bike.
Seperti biasa, setelah proses pembuatan bodi selesai giliran Komet Studio ambil bagian buat semprat-semprot cat ke bodi Tigi Café Racer. Airbrusher yang memang tergabung di Studio Motor Custom Bike ini melabur sekujur bodi dengan pilihan cat solid white lansiran Sikkens lengkap dengan pernisnya. “Grafis minimalis hitam dan merah candy dituangkan untuk membuat tampilan akhir motor ini menjadi lebih atraktif. Sambil menunggu pengecatan selesai bagian mesin dilabur hitam dengan proses powder coating, selain itu stang ala dragbar menjadi pilihan Bro Hendra untuk dipasangkan di motornya termasuk juga beberapa peranti pendukung yang memang dipilih untuk mengharmoniskan tampilan akhirnya.”
Pamungkas, saluran gas buang racikan Flash Muffler Custom bikin suara yang dihasilkan lebih gahar.
Unsur simplisitas tetap menjadi pilihan dan juga pilihan warna yang tepat mampu membuat aura motor ini muncul. “Tampilan akhirnya pas seperti bayangan gue.…” tutup Bro Hendra.
Spesifikasi Tiger Café Racer
- Body Custom by STUDIO MOTOR Custom Bike
- Painting & Airbrush by KOMET Studio
- Velg Depan TK Japan 18X3.00 Inch + Shinko 011 120/70-18
- Velg Belakang TK Japan 18X3.50 Inch + Shinko 006 150/60-18
- Lampu Depan & Belakang Aftermarket
- Stang Drag Bar Custom
- Shock Depan Teleskopik 41 mm
- Shock Belakang YSS Z-Series 36 mm
- Rantai TK Japan Gold
- Exhaust Custom by Flash Muffler Custom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar