Pernyataan Rossi di press conference itu sangat mengejutkan. Pasalnya, Rossi dan Burgess sudah bekerja sama sejak tahun 2000 saat Rossi membalap di tim Honda. Bersama Burgess, Rossi berhasil mengkoleksi 7 gelar juara dunia di MotoGP. Dan bersama Burgess pula Rossi berhasil mengoleksi 80 kemenangan. Karena itu muncul spekulasi bahwa Rossi kecewa dengan Burgess setelah Burgess melontarkan penyataan hanya sebuah keajaiban kecil jika Rossi bisa kembali jadi juara dunia. Terlebih setelah dua musim yang suram bersama Ducati di 2011-2012 dan minim kemenangan di 2013 bersama Yamaha.
Meski sudah tak lagi muda, tapi semangat Rossi mampu mematahkan kenyataan bahwa dirinya memang sudah jauh lebih tua dibanding pembalap lain di MotoGP. Sehingga penyataan Burgess itu dianggap sebagai pematah semangat, motivasi dan mimpinya untuk kembali menjadi juara dunia. Rossi butuh semangat baru, cara baru dan motivasi baru untuk mewujudkan mimpinya itu di musim terakhir karirnya di MotoGP pada 2014 mendatang.
Burgess mengaku kecewa dengan keputusan Rossi karena Burgess masih ingin menjadi bagian dari tim Rossi. Meski demikian, Burgess memahami alasan dan tujuan Rossi.
Sebelum mengutarakan keputasan itu kepada kepala mekanik yang sudah seperti ayahnya di balapan, Rossi sudah membiacarakannya dengan Managing Director Yamaha Racing, Lin Jarvis terlebih dahulu. Dan Jarvis memahami keinginan Rossi karena hubungan mekanik dan pembalap adalah sesuatu yang sangat esensial. Karena itu Jarvis bilang bawah dirinya harus memahami dan mendengarkan keinginan pembalapnya.
Belum ada kata yang terucap dari mulut Rossi dan Jarvis siapa sosok kepala mekanik yang akan menggantikan posisi Burgess di timnya.
SUMBER http://gilamotor.com/2013/11/motogp-valencia-kebersamaan-terakhir-rossi-dan-burgess/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar